Hanya catatan kecil dari seorang pemimpi kecil

Jumat, 15 Mei 2009

Posted by banggundul on 14.51 | 2 comments
“Kecurangan-kecurangan pemilu 2009”. Agaknya semenjak masa-masa pergantian presiden dan pesta demokrasi di garis start, hanya celoteh-celoteh itu yang berulang kali keluar dari benak para politisi, media cetak maupun elektronik, dan khususnya bagi para caleg yang diuber-uber rasa takut kalau partainya mendapatkan suara sedikit.



Anehnya mereka tidak bosan-bosan untuk menyalahkan satu sama lain.Ujung-ujungnya KPU jadi tumbal dari pertikaian mereka yang sedang berebut duduk di kursi parlemen.
Kalau kita perhatikan tingkah laku mereka sepadan sama halnya anak TK atau SD pada saat tahun ajaran baru tiba. Mereka biasanya datang pagi-pagi agar mendapatkan tempat duduk di barisan depan, hal yang biasanya mereka lakoni juga,mereka janjian dengan temannya yang dianggap counvert untuk bisa dijadikan partner yang biasanya menjadi teman sebangkunya selama satu tahun nanti. Bahkan tidak jarang orang tua mereka juga ikut andil dalam menentukan posisi tempat duduk anaknya. Mereka saling berebut dengan wali murid lainya, alasan yang mereka lontarkan adalah agar anaknya bisa menangkap pelajaran lebih jelas dan bisa lebih bisa efektif saat KBM. Dengan begitu mereka berfikir anaknya bisa lebih mendapatkan nilai bagus.
Jadi benarkah kalau tinggkah laku mereka tak lain separti anak TK?
Hal apa yang membuatnya sepadan dengan tingkah laku anak TK pada masa tahun ajaran baru? Jawabannya adalah mereka saling memperebutkan kursi barisan depan. Ironisnya para politisi memprebutkan bangku barisan depan agar mareka bisa mendapatkan uang yang jelas besar nominalnya. Persis seperti anak TK, hanya yang membedakan jika anak TK memilih untuk duduk di barisan depan agar mereka bisa mendapatkan pelajaran dengan jelas dan pada saat ulangan nilai yang mereka peroleh memuaskan.
Kalau mereka sadar sifat-sifat seorang pemimpin, sama sekali belum mereka miliki karena seorang pemimpin adalah seseorang yang bisa memimpin dan dipimpin.
Coba kita tenggok kejadian minggu-minggu ini. Ada seorang politisi yang mengkritik bahwa pemilu tahun 2009 adalah pemilu yang terburuk. Dimanakah etika-etika pemimpin itu?
Pemilu 2009 saja belum mencapai garis finish, tetapi mereka menyibukan diri untuk mencari kesalahan-kesalahan dari pemilu. Lagi-lagi yang dipojokan adalah KPU.
Sebaiknya mereka jangan terlebih dahulu melontarkan ucapan-ucapan tersebut(pemilu 2009 adalah pemilu terburuk). Biarkan KPU menyelesaikan tugasnya terlebih dahulu agar mereka bisa lebih fokus tanpa harus ada kritikan-kritikan pedas yang bahkan bisa menjatuhkan dan mericuhkan tugas besarnya tersebut. Kalaulah kita tahu pekerjaan KPU kurang efektif maka sebaiknya kita sebagai warga negara yang baik janganlah memperburuk keadaan . Bukanya memang setiap pemilu pasti ada kekuranganya masing-masing?
Lantas apa yang akan mereka perbuat jika mereka menyadari. Hidup adalah bukan untuk mengumpulkan sebuah nilai dan bukan diterima atau tidak diterima oleh lingkungan. Hidup adalah bagaimana cara mengatasi rasa cemburu, mengatasi rasa tak peduli serta tentang kepercayaan. Hingga suatu saat mereka akan bermetamorfosis dari anak TK,menjadi anak SD,SMP,lalu SMA hingga akhirnya mereka siap untuk terjun ke masyarakat.

by : indah 

2 komentar:

  1. cobalah dulu dirimu terjun ke politik, hehehhe ya emg kek gitu, keras. Kita yg melihat memang pny segudang teori yg sempurna

    BalasHapus

Search Our Site

Bookmark Us

Delicious Digg Facebook Favorites More Stumbleupon Twitter