Nama lengkap Ibnu Al-Banna adalah Abu Al-Abbas Ahmad bin Muhammad bin Usman Al-Azdi Ibnu Banna Al-Marukkushi. Ia dilahirkan di Maroko pada tanggal 9 Zulhijjah 654 H/ 29 Desember 1256 M. Ia adalah seorang sarjana Maroko yang serba bisa. Namanya masyur, terutama karena keahliannya dalam bidang matematika, astronomi, dan astrologi.
Mula-mula ia belajar ilmu-ilmu tradisional seperti bahasa Arab, tata bahasa (Nahwu-Sharf), hadits, fiqh, tafsir Al-Qur'an dikampung halamannya. Selain itu, menurut para sejarawan, ia diperkenalkan dengan matematika dan ilmu kedokteran oleh guru-guru pembimbingnya. Sayang, bahwa para sejarawan tidak dapat mengemukakan secara jelas identitas para guru pembimbing Ibnu Al-Banna. Kendati demikian, Ibnu Al-Banna Al-Marukkushi diketahui pernah dekat dengan Saint Aghmat, Abu Zayd Abdur Rahman Al-Hizmiri yang kemudian dikenal sebagai orang yang selalu mengarhkan dan memanfaatkan pengetahuan matematika Ibnu Al-Banna untuk tujuan yang bersifat ramalan (prediksi).
Beberapa kali ia memenuhi undangna Sultan-sultan Marinid ke Fez, dan sekaligus memanfaatkan kesempatan untuk mengumpulkan dan menghimpun murid-muridnya, baik di Fez maupun di Maroko. Ibnu Al-Banna kadang digambarkan sebagai seorang yang datang dari tempat jauh bersama dengan reputasinya yang cemerlang sebagai seorang ilmuwan dan seorang sufi, terutama sebagai orang yang punya andil dalam memlihara tradisi matematika dan astronomi di Barat. Ia telah membuat beberapa rumus aljabar tingkat tinggi, khususnya perhitungan yang melibatkan pecahan-pecahan dan akar-akar pangakt dua (rumus approximasi). Untuk:
(a2 +r) [untuk r > 0 atau r , (2a + 1)]: (a2 + r) =
a + r
2a + 1
Ibnu Al-Bnna menjadi salah seorang yang mampu menguraikan atau menjabaran prinsip-prinsip perhitungan bentuk-bentuk ghubar (hisab ghubar adalah suatu metode perhitungan yang berasal dari Persia). Ibnu Al-Bnna meninggla pada hari Jum'at, 5 Rajab 721 H/ 32 Juli 1321 M di Maroko. Tidak lama kemudian ia menjadi seorang figure yang legendaris, dan dianggap sebagai seorang 'ahli magic' yang mapu melakukan hal-hal yang luar biasa. Ini dapat dilakukan dengan cara penerapan pengetahuan ilmiahnya. Meskipun demikian, para biographer memuji kerendahan hatinya, keshalihannya, dan kealimannya. Begitu pula dengan karakternya yang mulia serta tingkah lakunya yang hampir tanpa cela.
Karya-karya Ibnu Al-Banna lebih dari 80 judul dengan variasi cabang ilmu pengetahuan yang berbeda-beda: tata bahasa (Nahwu), bahasa retorika, fiqh, ushuluddin (perbandingan agama), tafsir Al-Qur'an, logika, magic, pembagian warisan (al-fara'id), ramalan, astronomi, meteorology dan matematika, juga termasuk sebuah 'resume' dari kaya Imam Al-Ghazali, "Ihya Ulumuddin". Hanya sebagian karyanya yang dapat vertahan samapai sekarang ini. Diantaranya karya-karyanya tersebut ialah: "Talkhis fi Amal al-Hisab","Risalah fi Ilm al-Masaha", "al-Maqalat fi al-Hisab", "Tanbih al-Albab", "Mukhtashar Kafi li al-Mutallib", "Kitab al-Ushul al-Muqaddamat fi al-Jabr wa al-Muqabala", "Kitab fi al-Jabr wa al-Muqabala", Kitab MInhaj li Ta'dil al-Kawakib", "Qanun li Tarhil asy-Syams wa al-Qamar fi al- Manazil wa ma Kifat Auqat al-lain wa al-Nahar", "Kitan al-Yasar Taqwim al-Kawakib as-Sayyara", "Madkhal an-Nujum wa Taba'I al Huruf","kitab fi ahkam al-Nujum", dan "Kitab al-Manakh".
Dari sekian banyak karyanya, yang paling penting adalah "Talkhis fi Amal al-Hisab" yang menjadi subyek komentar dari para ahli. Karya ini juga telah diterjemahkan oleh A. Marre, dan diterbitkan secara terpisah di Roma pada tahun 1865. sebagai sarjana kawakan yang pernah mendapat penghargaan yang tinggi dari Ibnu Khaldun, Ibnu al-Banna sendiri mengharapkan agar karya-karyanya dapat dikembangkan oleh ilmuwan lain sepeninggalnya.
kaLo yang sekarang harun al-yahya yah . ?
BalasHapus