Ketika seolah-olah masalah menguap tak berbekas, entah berpindah dari kepala menuju inti, membuat gumpalan-gumpalan besar di inti, mungkin rasanya pahit, sekali terasa hambar tak berpindar, mungkin tak terlihat di permukaan, hanya inti yang tercabik-cabik menjadi abstrak.
Hanya ketika aku tak sadar akan kekuatan kepercayaanku terhadap dia, hanya sekali terdiam membisu nan sunyi, akankah terjadi untuk kedua kali, kepercayaanku tak berarti se-nano pun di dalam dirinya, mungkin aku sekedar diam tak tahu arah, tertatih-tatih tak menentu akan tujuan akhir, hanya berbekalkan awal yang mungkin sudah menjadi debu di pinggiran jalan, terombang-ambing dalam keacakannya, tanpa membimbing menuju tujuannya.
"Kepercayaan itu sangatlah mahal, bahkan lebih berharga daripada diam" seharusnya kata-kata sederhana itu yang orang gunakan untuk menilai suatu kepercayaan.
Hanya sesalku diam.
Hanya ketika aku tak sadar akan kekuatan kepercayaanku terhadap dia, hanya sekali terdiam membisu nan sunyi, akankah terjadi untuk kedua kali, kepercayaanku tak berarti se-nano pun di dalam dirinya, mungkin aku sekedar diam tak tahu arah, tertatih-tatih tak menentu akan tujuan akhir, hanya berbekalkan awal yang mungkin sudah menjadi debu di pinggiran jalan, terombang-ambing dalam keacakannya, tanpa membimbing menuju tujuannya.
"Kepercayaan itu sangatlah mahal, bahkan lebih berharga daripada diam" seharusnya kata-kata sederhana itu yang orang gunakan untuk menilai suatu kepercayaan.
Hanya sesalku diam.


0 komentar:
Posting Komentar